JOSEPH FOURIER, Dari orang yang BUKAN SIAPA-SIAPA menjadi orang yang LUAR BIASA
Kehidupan itu adalah misteri.
Kali ini misteri kehidupan seorang ilmuan besar Perancis
yang berdamai dengan masa lalunya yang kelam
JOSEPH FOURIER
Dari orang yang BUKAN
SIAPA-SIAPA menjadi orang yang LUAR BIASA
Postingan ini sebenarnya terinspirasi atau lebih tepatnya
menyambung dari postingan seorang teman bernama bang Uun atau chef @Refzul
Khairi yang menulis status Facebooknya tentang DERET Fourier yang berbicara tentang
perambatan panas. Pada periode-periode selanjutnya deret ini banyak digunakan
sebagai dasar untuk pengolahan sinyal.
Walau kemudian ada dikoreksi oleh mas Koko - @Gagak Handoko Iriantoro Putra kalau yang
sebenarnya digunakan adalah TRANSFORMASI Fourier …. maklum mas Koko adalah
lulusan Université de Joseph Fourier (UJF) di Grenoble. Dia ngak tega kali
kalau terjadi kesalahpahaman tentang hal-hal yang dikerjakan oleh tokoh yang
namanya diabadikan menjadi nama universitas tempat dia menyelesaikan kuliahnya.
Mungkin orang-orang yang bekerja atau belajar di bidang teknik elektro, MIPA
(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
Fisika dan bidang-bidang terkait bisa mengkoreksi info ini… maklum saya
tidak menguasai bidang ini.
Postingan status di atas disambung dan diperkaya oleh info
dari pak prof @Muhammad Nur yang juga lulusan Université de Joseph Fourier
(UJF) di kota Grenoble yang menginformasikan kalau dasar dari deret atau
trasformasi Fourier adalah percobaan Fourier di kota Grenoble, kota pegunungan
di kaki gunung Alpen. Kutipan menarik
dari pak @Muhammad Nur “Tak pernah lahir di era digital... tak ada transaksi
data dlm realtime” …. Tapi kenapa Fourier bisa mengungkapkan deret atau
trasformasi Fourier…. Saya pikir kuncinya mungkin di PENDIDIKAN … diungkapkan
di bawah. .. sabar ya!
Nyimpang sedikit, kalau tentang kota Grenoble, saya punya kenangan
sendiri … karena masih dekat-dekat
dengan hari batik Nasional (2 Oktober) …
Saya pernah mengunjungi kota ini karena diundang untuk mengajarkan dan
mendemokan pembuatan batik tulis di sebuah acara penggalangan dana oleh
mahasiswa sekolah bisnis di Grenoble untuk anak-anak kurang beruntung di
Indonesia. Tapi salah satu anggota
panitia yang mengundang saya yaitu bang Zufri alias bang Jupe sudah pergi
mendahului kita di usianya kurang dari 30 tahun… hiks jadi sedih :(
https://luth85.wordpress.com/2013/04/18/batik-without-border-batik-sans-frontiere-batik-tanpa-batas/
Karena penasaran dengan profil Joseph Fourier, saya cari
info di internet tentang Fourier. Saya sering berpikir, ilmuan sekaliber
Fourier kemungkinan besar dari keluarga terdidik. Tetapi sesuatu yang
mengejutkan yang saya dapatkan tentang
Joseph Fourier! Dia adalah HANYA merupakan seorang ANAK TUKANG JAHIT ..
yang mungkin dalam sebuah strata masyarakat di suatu negara termasuk golongan
ekonomi kelas menengah ke bawah. Dan
untuk tingkatan intelektual mungkin juga cenderung menengah ke bawah. Dan pada
usia 9 tahun, Joseph Fourier menjadi yatim dengan meninggalnya bapaknya :(
Singkat cerita, Joseph Fourier di kuliah di ENS Paris (ENS :
Ecole Normale Superier). Ecole atau Grand Ecole kalau di Perancis merupakan
lembaga pendidikan yang biasanya dikelola oleh dinas terkait di bidangnya.
Kalau universitas dikelola oleh Department Pendidikan Perancis.
ENS Paris sendiri terkenal sebagai kampus orang-orang EDANnya Perancis alias banyak
orang PINTAR dan berotak ENCER serta CEMERLANG yang kuliah di kampus ini. Dan
lulusannya banyak memenangkan Nobel maupun Field Medals (Nobel untuk bidang matematika).
Salah satunya pemenang Field Medals yang sering disebut Lady Gaganya Matematika
di abad 21 ini adalah Cédric Villani juga lulusan dari ENS Paris. Dan tentunya
Joseph Fourier ini yang merupakan superstar di bidang Matematika dan Fisika.
Dan dia untuk karir politik, dia sempat menjadi pimpinan dari sebuah
departement atau mungkin setara daerah kabupaten (daerah tingkat 2) yang
bernama Isère yang beribu kota di Grenoble pada masa Napoleon Bonaparte
memerintah Perancis. Dan ketika dia
berada di Grenoble inilah di membuat percobaan-percobaan ilmiah yang
menghasilkan deret atau transformasi Fourier. Walau nantinya pelaporan ilmiah
keberadaan deret atau transformasi Fourier ini dilakukan di Paris. Cuma
bagaimana cara melakukannya ya? Menjalankan pemerintahan , sambil melakukan
percobaan ilmiah yang menghasilkan hasil ilmiah yang TOP Bingits (y)
Bagaimana cara bagi waktunya ya???
Beberapa hikmah yang mungkin diambil
1. Kita tidak tahu atau tidak bisa menentukan dari
mana kita berasal atau dilahirkan karena ini memang takdir Allah. Dan juga
tidak bisa memilih dari kelas ekonomi dan intelektual mana kita berasal.
Perjalanan hidup Joseph Fourier membuktikan walaupun berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi dan intelektual di kelas menengah bahkan cenderung ke
bawah, tetapi bisa saja terjadi perubahan hidup oleh berbagai faktor. Salah
faktor yang mungkin bisa menunjang perbaikan hidup adalah PENDIDIKAN.
Perjalanan hidup Joseph Fourier juga menggambarkan bahwa
tidak boleh menyerah pada keadaan. Menerima potensi apa yang diberikan oleh
Allah dan memakai potensi itu untuk meningkatkan kualitas diri
Apakah kalau Joseph Fourier tidak kuliah di ENS Paris yang
merupakan markas orang-orang cerdas di Perancis, di kemudian harinya dia bisa
menjadi super star di bidang Matematika dan Fisika? Bisa jadi ya, bisa jadi
tidak. Tapi tetap lebih cenderung, dengan kuliah di ENS Paris memicu tingkat
intelektual Joseph Fourier.
2. Perlu juga dikaji bagaimana ENS Paris mendidik orang yang
sebelumnya merupakan yang orang biasa-biasa saja, TIDAK ADA apa-apanya bahkan
cenderung orang rendahan dan termajinalkan, menjadi orang yang ADA apa-apanya
alias seorang superstar di bidang Matematika dan Fisika seperti Joseph
Fourier??? Atau Mendidik orang dari antah berantah atau orang yang bukan
siapa-siapa menjadi orang yang SANGAT LUAR BIASA.
Yang pastinya dalam perjalanan hidup Joseph Fourier,
pendidikan memegang peranan penting di masa depannya.
3. Sebenarnya ini sedikit melenceng dari kajian
Fisika atau Matematika. Mungkin saja Joseph Fourier pada masa kecilnya hidupnya
ada di kalangan bawah atau pas-pasan dari sebuah tingkatan masyarakat sebuah
negara. Dan ketika dia besar atau dewasa dan mendapat pendidikan yang baik, ia
bisa menelurkan karya-karya hebat di bidang Matematika dan Fisika.
Sedangkan
dari berbagai kasus koruptor di Indonesia, beberapa koruptor yang pada masa
kecilnya miskin seperti pada kasus mantan ketua Mahkamah Konstitusi, AM, ketika
mendapat kesempatan berkuasa, justru memanfaatkan untuk memperkaya diri. Apakah
ini sebuah penyakit mental dimana si pelaku merasa ada semacam pembalasan
dendam terhadap keadaan masa lalunya yang suram atau kemiskinan masa lalu
sehingga untuk mendapat akses kepada kesejahteraan sangatlah susah. Ketika ada kekuasaan ada di tangan dan kesejahteraan
sangat mudah didapat, semua itu bukan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya, tapi hanya kesejahteraan diri pribadi, keluarga dan
kroni-kroninya :( Mungkin para ahli-ahli
psykologi bisa menjawabnya!
Sedangkan dalam perjalanan hidup Joseph Fourier, juga punya
jabatan tinggi di Perancis pada masa Napoleon Bonaparte, selain kepala daerah
Isère, dia juga penasehat ilmiah (scientific adviser) Napoleon pada saat
ekspedisi ke Mesir. Tapi dia memanfaatkan kekuasaan dan kemudahan tersebut
untuk menghasilan karya-karya yang fenomental yang bisa dipergunakan untuk
kesejahteraan manusia di generasi-generasi selanjutnya.
Perjalanan hidup Joseph Fourier memberikan gambaran untuk
tidak membalas dendam alias berdamai dengan kemiskinan atau kekurangan di
kehidupan masa lalu. Cukuplah diambil
pelajaran dan hikmahnya saja. Kemudahan-kemudahan yang dikaruniakan di
fase-fase kehidupan selanjutnya hendaknya dipergunakan untuk membuat
karya-karya untuk kesejahteraan manusia.
Comments