Muara Sungai Rance, Keindahan Pemandangan yang Berpadu dengan Sumber Ilmu Pengetahuan

Panorama alam yang indah dan museum dengan koleksi yang mengaguman sangat identik dengan pariwisata di Perancis. Selain itu makanan dengan cita rasa  yang lezat dan spesifik, parfum dan barang-barang yang berhubungan dengan fashion dan mode juga sering dicari orang ketika berkunjung negara itu. Walaupun demikian, Perancis juga mempunyai objek wisata yang berkenaan dengan
Rumah-rumah tua sekitar muara sungai Rance
pengetahuan dan teknologi. Apakah objek wisata itu memberi kesan yang sangat serius dan perlu pemikiran yang berat? Ternyata tidak juga. Salah satu tempat wisata yang memberi nuansa banyak pengetahuan tetapi berpadu dengan panorama yang indah, tak ada salahnya kita mengunjung daerah muara sungai  Rance yang ada di region Bretagne. Di tempat yang berada di dekat kota Dinard ini terdapat museum pembangkit listrik arus pasang surut air La Rance dengan panorama yang indah di sekelilingnya. 



Lokasi Muara Sungai Rance dan Museum Pembangkit Listrik

Pada suatu waktu, saya bersama rombongan mahasiswa internasional kota Rennes melakukan perjalanan yang dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan kota Rennes menuju daerah muara sungai Rance. Dari beberapa keterangan yang saya dapat sebelum keberangkatan, di daerah muara sungai Rance selain terdapat museum pembangkit listrik arus pasang surut air, juga mempunyai pemandangan yang indah. Sebelum terlalu jauh melangkah membahas tentang teluk Rance dan museum pembangkit listiknya, ada baiknya kita ketahui dulu lokasi ini. Tempat ini berada di bagian dalam dari sebuah muara di utara region Bretagne. Pintu masuk
Muara sungai Rance, dermaga pemabngkit tenaga listrik
dengan latar belakang kota St.Malo
dari muara tersebut adalah 2 kota wisata yang berada di sisi daratan yang berlawanan arah yaitu Saint Malo dan Dinard.    


Saint Malo dan Dinard berada di region Bretagne (region = setingkat propinsi di Indonesia, red) dan departemen Ile et Vilaine (departemen = setingkat kabupaten di Indonesia, red). Rennes adalah ibukota region sekaligus ibukota dari departemen. Region Bretagne merupakan region yang berada di sebelah barat Perancis.  

Untuk mencapai daerah muara sungai  Rance bisa melalui berbagai alternatif transportasi. Jika menggunakan transportasi darat, ada kereta api cepat (TGV) dari Paris yang akan tiba di Rennes 2,5 jam kemudian. Setelah itu perjalanan harus dilanjutan dengan bis atau kereta api menuju Saint Malo atau hanya dengan bis menuju Dinard. Untuk penguna pesawat, beberapa maskapai penerbangan mempunyai rute penerbangan menuju bandara kota Rennes dan Dinard. Perjalanan Rennes menuju Saint Malo atau Dinard dengan transportasi darat memerlukan waktu berkisar antara 45 menit sampai 1 jam. Setelah itu harus menggunakan taksi untuk menuju lokasi daerah muara sungai La Rance ini. Jadi, termasuk relatif mudah untuk mecapai lokasi ini. 
Muara sungai Rance, dermaga pembangkit tenaga listrik
dengan latar belakang kota St.Malo dari bawah


Pada daerah muara sungai  Rance terdapat sebuah bangunan mirip jembatan yang mempersingkat perjalanan antara dua daratan. Walau bentuknya seperti jembatan jalan tol, fungsi sesungguhnya bangunan jalan ini adalah sebuah pembangkit listrik arus pasang surut air alias bangunan pembangkit listriknya terdapat dibawah jalan. Di sisi bagian barat yang bernama La Brebis, terdapat kota Dinard. Dan di sisi lainnya atau di sisi bagian timur yang dinamakan La Briantais terdapat beberapa kota kecil yang berakhir di kota Saint Malo. Dinard dan Saint Malo sendiri bisa terhubungi dengan feri yang berfungsi menyebrangkan penumpang yang berpergian antara dua kota pantai itu. 


Panorama yang Indah

Walaupun belum sampai ke daerah muara sungai Rance, dalam perjalanan dari Rennes, kami sudah disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan indah baik berupa ladang-ladang dengan berbagai macam tanaman, ladang pengembalaan dengan ternak sampai bangunan-banguan tua di beberapa kota kecil yang dilewati. Dan karena region Bretagne ini banyak dibatasi dengan laut, nuansa yang disuguhkan oleh region adalah nuansa dataran rendah dan daerah pantai. Dan begitu hampir sampai di dekat daerah muara sungai Rance, banyak terdapat bangunan-bangunan tua baik rumah maupun château tua atau istana kecil tua yang langsung berbatasan dengan tebing, pantai dan laut. Terlihat sebuah
Restoran sekitar museum, lapangan parkir dan perairan  Rance
yang tenang berserta kapal-kapal yang berlabuh
kombinasi yang indah antara deburan ombak laut yang tenang yang menghampiri tebing dan pantai serta bangunan istana kecil tua yang terlihat klasik.  


Begitu rombongan kita sampai di lapangan parkir museum pembangkit listrik arus pasang surut air Rance yang berada di bagian La Brebis, terlihat sebuah papan penunjuk yang mengarah ke sebuah bukit di sebelah lapangan parkir. Saya dan beberapa orang mahasiswa asing langsung naik ke sana. Sementara mahasiswa yang lain hanya menunggu di lapangan parkir bagian bawah karena bagaimanapun seseorang memerlukan tenaga ekstra untuk naik ke bukit yang sedikit curam. 
Kantor, ruang kontrol, jalan & dam dari atas

Dari sebuah tempat di atas bukit yang sudah ditandai oleh papan petunjuk, saya melihat ke arah sisi pembangkit listrik La Rance. Jangan membayangkan pembangkit listrik ini berbentuk sebuah pabrik yang kesannya sangat serius dan kaku. Tapi pembangkit listrik merupakan perpaduan bangunan kantor pengawas yang lebih mirip sebuah ini rumah biasa yang hanya bertingkat dua dan  jembatan berbentuk mirip jalan bebas hambatan sepanjang 750 m. Bagian yang merupakan instalasi pembangkit listrik mempunyai panjang 390 m dan lebarnya 33 m yang dilengkapi dengan 24 turbin. Jalan ini sebenarnya mirip sebuah dam dimana dia membendung aliran air dari dua sisi daerah perairan. Seperti yang saya ungkapkan di paragraf-paragraf sebelumnya, pembangkit listriknya sendiri berada di bawah jalan. 

Sedangkan untuk pembangkit listrik yang berupa dam ini yang pada bagian atasnya berupa jalan mirip jalan bebas hambatan dengan 4 jalur yang menghubungkan kota Dinard dan Saint Malo, setiap harinya kendaraan yang melintasi rata-rata berkisar 26.000 kendaraan dan 60.000 kendaraan di musim panas. Dan setiap tahunnya ada 18.000 kapal yang melintasi dam ini yang menghubungkan selat Manche dan perairan Rance. Jadi keberadaan dam jembatan ini memang sangat vital bagi kota-kota di daerah sekitar ini. 

Masih dari tempat pengamatan di bukit yang tinggi tersebut, bila kita melihat ke sisi kiri, maka akan nampak kota Saint Malo dari kejauhan dengan rumah-rumah yang berkesan rumah tua masa lalu. Dan di laut yang memisahkan antara tempat kita memandang dan kota Saint Malo terdapat banyak perahu yang sedang berlabuh. Dan di daratan yang berbatasan dengan laut tersebut terdapat banyak rumah yang bekesan rumah masa lalu. 

Bila kita melihat dari sisi kanan dari tempat memandang kita, terdapat tempat parkir kendaraan baik kendaraan pribadi maupun mobil kemping, sebuah dermaga pembantu dan sebuah restoran. Dermaga pembantu digunakan untuk pemberangkatan kapal wisata yang akan menyusuri perairan daerah muara sungai Rance. Untuk restoran, biasanya tempat makan yang terletak di pinggir perairan ini akan mempunyai masakan utama berupa makanan laut. Dan setelah restoran itu terdapatlah perairan yang tenang dan bersih dimana banyak juga kapal-kapal kecil yang berlabuh.   
Ketika Jembatan di Dam dalam posisi terangkat 90°
& kapal bisa lewat


Walaupun tidak naik ke tempat pengamatan yang tinggi, di bagian bawah sendiri kita juga sudah bisa melihat kota Saint Malo dari kejauhan dan perairan yang tenang dengan kapal-kapal kceil yang berlabuh. Dan jangan lupakan, sesekali waktu kita bisa melihat dimana ada bagian jalan yang bisa naik menjadi 90 derajat. Pada saat itulah ada kapal yang melintas dari satu perairan ke perairan yang lain. 


Aktifitas di Perairan   

Untuk orang yang mempunyai hobi yang berkaitan dengan air seperti berlayar dan memancing, daerah muara sungai La Rance bisa merupakan tempat ideal. Perairannya yang tenang dan minim polusi memudahkan kita melakukan hal tersebut. Di lain pihak, terdapat dua karakter peraian yang berbeda dimana satu sisi merupakan daerah laut (selat Manche) yang berair asin dan di sisi lain yang berupa muara (  Rance) dengan perpaduan air payau dan tawar. Dan kemudahan melewati dam karena menara pegontrol naik turunnya jembatan tepat ada di sisi dam ini merupakan hal yang menunjang untuk melakukan kegiatan di daerah perairan. Khusus untuk hobi memancing, perlu melihat petunjuk lebih dahulu karena ada beberapa daerah yang dilarang melakukan aktifitas memancing dikarenakan menyangkut masalah keselamatan atau efek operasional dari pembangkit listrik arus bawah laut ini. 
Museum yang terletak di bawah jalan

Walaupun seseorang tidak mempunyai kapal pribadi tetapi menyukai hal-hal yang berkenaan dengan perairan, beberapa agen perahu wisata Saint Malo menawarkan paket untuk menjelajahi daerah muara dan menuju kota-kota bagian dalam region Bretagne yang dilalui sungai. Salah satu contoh adalah paket perjalanan dari kota Saint Malo menuju Dinan (pulang-pergi) melalui jalur air. Sebagai catatan, Dinan merupakan sebuah kota yang dibatasi dengan dinding benteng tetapi letaknya di pinggir sungai, berbeda dengan Saint Malo yang merupakan  kota yang dibatasi dengan dinding benteng tetapi letaknya di pinggir laut. Sehingga dalam perjalanan akan menemukan nuasa yang bervariasi. Dalam paket perjalanan ini, perahu wisata akan melewati pembangkit tenaga listrik La Rance. Tidak salahnya mencoba hal ini untuk menambah pengalaman anda mengekplorasi daerah Bretagne melalui daerah perairan. 


Ruang Bawah Tanah yang Penuh Ilmu Pengetahuan

“Saatnya menambah ilmu pengetahuan” begitu yang saya katakan di dalam hati. Saya dan rombongan mahasiswa asing telah berada di depan museum pembangkit
Bagian penerima tamu
listrik arus pasang surut air. Dan ternyata letaknya museum ini ada di bawah tanah. Di depan pintu yang berada di bawah tanah sudah ada papan nama dengan tulisan “L'usine marémotrice de la Rance et les énergies renouvelables” dan jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Pembangkit listrik arus pasang surut  Rance dan energi-energi terbarukan. Ternyata inilah tempat yang kami tuju untuk menambah pengetahuan kami yaitu  sebuah Museum Energi Terbarukan


Begitu kami semua memasuki ruangan bawah tanah yang berfungsi sebagai museum, kami langsung menemukan meja berbentuk 3/4 lingkaran berfungsi sebagai meja penerima tamu. Dan di meja itu ada beberapa petugas yang melayani pertanyaan dari tamu-tamu yang berkunjung. Di atas meja juga terdapat banyak brosur baik mengenai museum ini maupun kegiatan atau tempat wisata sekitar daerah Dinard, Saint Malo maupun departement Ille Vilaine. 

Pengunjung tempat ini tidak membayar sepeserpun alias gratis untuk masuk ke dalam tempat ini. Petugas juga akan dengan ramah melayani pertanyaan yang diajukan oleh para pengunjung. Dan mereka memberi brosur untuk memperjelas keterangan mereka. Dan mereka mempersilahkan pegunjung untuk mengambil brosur-brosur yang disediakan bila memerlukan keterangan lain di luar museum ini. Dan di bagian dinding kiri ruangan ini terdapat layar multimedia yang saya kira isinya mengenai sumber-sumber energi alternatif. 
Pengunjung mengamati poster proses pembangunan
pembangkit listrik


Tapi memang sayangnya museum ini tidak ada guide yang menjelaskan tempat yang banyak pengetahuannya ini. Dan dengan berbekal brosur yang dibagikan oleh penerima tamu museum, semua peserta eksekursi membentuk kelompok-kelompok kecil serta langsung berjalan menelusuri ruangan-ruangan di museum. Dan dari brosurlah saya tahu kalau Dam instalasi ini diresmikan oleh Jendral Charles de Gaulle pada tanggal 26 November 1966. 

Tepat di belakang meja penerima tamu, terdapat replika turbin pembangkit listrik yang kipasnya berjari-jari sekitar 1,5 meter. Dengan jari-jari kipas turbin sebesar itu, tentu sudah bisa dibayangkan seberapa besar kekuatan arus pasang surut air
Pengunjung menonton film
tentang pasang surut air
yang lewat yang bisa menggerakkan turbin tersebut. Keterangan tentang turbin bisa dibaca pada sebuah papan. Tepat di bagian kanan replika turbin, terdapat ruangan yang berisi miniatur-miniatur pembangkit listrik energi alternatif dan bioskop mini yang memutar film tentang energi alternatif. Saya lewatkan dulu ruangan-ruangan tersebut karena ada yang menarik di belakang replika turbin.


Tepat di belakang replika turbin, terdapat ruangan yang berbentuk sebuah lorong dengan bentuk ¼ (seperempat) tabung. Cahaya di ruangan ini sengaja dibuat redup. Tetapi ada cahaya pembantu yang diarahkan ke objek-objek yang memang diutamakan. Di dinding terdapat penjelasan semua sistem pembangkit listrik tenaga arus pasang surut air ini.  Keterangan-keterangan tentang sistim pembangkit listrik ini ditulis dalam bahasa Perancis, Inggris dan Jerman. Dan ada sebuah miniatur sistim pembangkit listrik dan bila dipencet tombolnya maka miniatur akan bergerak sesuai dengan cara beroperasi turbin pembangkit tenaga listrik. Terdapat beberapa lubang berbentuk lingkaran mirip seperti jendela di kapal laut. Di dalam lubang tersebut terdapat film-film singkat yang mempertontonkan fenomena-fenomena alam tentang
Pengunjung menonton film
tentang pasang surut air
bagaimana proses terjadinya pasang-surut air  yang dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Ada tombol-tombol yang bisa digunakan untuk mengarahkan kepada tema-tema yang diinginkan. Film-film ini tentu sangat menambah pengetahuan kita tentang hubungan antara proses alam dan pemanfaatannya menjadi listrik. 



Beberapa Hal Menarik 

Di instalasi pembangkit listrik ini, pengunjung juga bisa memasuki ruangan dimana pada satu sisinya terdapat kaca tembus pandang yang memperlihatkan bagian dalam dari instalasi pembangkit listrik. Bagian dalam yang terlihat dari pembangkit listrik ini berupa lorong panjang. Di kiri-kanan lorong terdapat ruangan bersekat. Di sepanjang lorong terdapat tumpukan-tumpukan  peralatan
Pengunjung melihat simulasi komputer
tentang pasang surut airdan pembangkit listrik
yang rapi dan kelihatannya berhubungan dengan keteknikan. Peralatan penunjang proses operasional dan keselamatan kerja juga terlihat di sepanjang lorong yang penerangannya sangat bagus.  

Saya rasa telah mendapat banyak pengetahuan baru di ruangan yang menerangkan sejarah dan cara operasional pembangkit listrik pasang surut maka saya kembali menuju ke bagian depan museum ini (bagian penerima tamu) karena ingin masuk ke ruangan yang sepintas bertema tentang pemanfaat sumber energi alternatif. Ketika saya melewati ruangan berbentuk ¼ tabung, masih ada beberapa mahasiswa internasional yang sedang memperhatikan film animasi tentang pasang-surut air laut di media yang berbentuk lingkaran mirip dengan jendela kapal laut. 
Bagian dalam pembangkit listrik

Perkiraan saya benar, ketika saya sampai di ruangan, isinya adalah hal-hal yang berkaitan dengan sumber energi alternatif. Yang pertama kali saya lihat adalah poster-poster besar yang menjelaskan tentang sumber-sumber energi alternatif dan pemanfaatannya. Sumber-suber energi alternatif yang dipaparkan dalam poster adalah yang berasal dari air, angin, sinar matahari dan lain-lain. Keterangan dalam poster-poster itu ditulis dalam bahasa Inggris Perancis dan Jerman. 
Miniatur pembangkit listrik energi alternatif

Perhatian saya beralih ke beberapa miniatur-miniatur peralatan pembangkit listrik energi alternatif. Bentuknya menarik dengan warna-warna yang cerah. Miniatur ini berada di dalam kotak kaca. Pencahayaan di ruangan ini rada redup seperti ruangan-ruangan lainnya tetapi ada lampu sorot yang menyorot miniatur. Miniatur yang ditampilkan adalah miniatur pembangkit listrik dari energi air, angin dan matahari. Keterangan-ketangan pada alat ditulis dalam bahasa Perancis, Inggris dan Jerman. 

Kalau dilihat pertama kali secara sekilas, saya pikir miniatur peralatan pembangkit listrik energi alternatif ini hanya bersifat statis. Pandangan itu berubah ketika salah seorang teman mahasiswa dari negara lain yang masih dalam rombongan eksekursi kami menyentuh tombol yang ada di luar kotak kaca. Tiba-tiba saja miniatur
Pegunjung melihat miniatur pembangkit listrik
energi alternatif beroperasi
peralatan itu bergerak sesuai dengan kaidah operasionalnya dan ada lampu-lampu kecil tambahan di dalam kotak kaca yang menyala dan mengikuti pergerakan operasional alat. Hal ini tentu sangat menarik bagi semua orang. Dan saya rasa, bila anak kecilpun yang melihat miniatur ini beroperasi maka dia akan tertarik. Sebuah strategi yang bagus untuk menarik perhatian seluruh lapisan masyarakat berbagai kelompok umur untuk memberi perhatian pada keberadaan sumber-sumber energi alternatif di sekitar kita. 


Masih di dalam ruangan energi alternatif saya melihat ada pintu masuk ke sebuah ruangan yang gelap. Di depannya tertulis “Film Planet Energi”. Untuk menuntaskan rasa penasaran, saya masuk ke dalam bioskop kecil tersebut. Terdapat beberapa bangku-bangku panjang. Penonton tinggal duduk dan menonton film yang berlangsung sekitar 6 menit. Film ini berbicara seputar energi terbarukan di dunia ini. 
Penonton sedang menunggu pemutaran film energi di planet
di bioskop kecil


Menambah Pengetahuan dari Hal Sederhana

Saya sudah berada di ruangan penerima tamu dari museum Energi Terbarukan. Saya rasa banyak pengetahuan baru tentang energi terbarukan yang saya dapat terutama tentang sumber energi dari pasang-surut air laut setelah kunjungan saya ke tempat ini. Dari brosur ditulis kalau tempat instalasi dan museum ini dikunjungi lebih kurang 70.000 orang setiap tahunnya baik itu turis, pelajar, teknisi-teknisi, insinyur-insinyur  dan lain-lain. Dengan berbagai macam peralatan dan metode, siapapun yang berkunjung ke sini akan banyak belajar tentang keberadaan energi terbarukan di dunia ini. Jadi ngak perlu memaksakan orang untuk sadar dan belajar tentang krisis energi yang ada di dunia ini dan bagaimana solusinya,  peralatan dan metode di museum ini sudah memberikan pengajaran secara tidak langsung tetapi efektif.  

Waktu hampir menunjukkan tengah hari. Beberapa orang dari rombongan eksekursi satu per satu mulai meninggalkan museum ini. Bagi saya adalah sebuah kunjungan yang sangat menarik karena kelangkaan energi fosil yang sudah
Antrian mobil ketika jembatan terangkat
untuk melewatkan kapal
menjadi perhatian semua orang termasuk saya, bisa didapatkan solusinya dengan berbagai cara seperti yang diungkapkan oleh museum ini. Sumber energi yang terbatas merupakan problem semua orang di dunia, tetapi metode-metode energi terbarukan bisa menjadi harapan dan solusi untuk keluar dari masalah ini. 


Memang daerah muara sungai La Rance ini benar-benar unik. Seseorang bisa menikmati pemandangan-pemandangan indah tetapi pengetahuannya menjadi bertambah dengan wisata teknologi di museum pembangkit listrik arus pasang-surut air. (Text dan foto : Luth)
Terima kasih yang sangat khusus untuk CROUS de Rennes, France untuk segala fasilitas dan bantuannya dalam kunjungan ke tempat ini
Diterbitkan oleh Femina no.05 (Januari 2015)
Femina no 5 (Januari 2015)

Comments

Popular posts from this blog

Adu Cepat di Dataran Tinggi Gayo

Tugu Radio Rimba Raya, Jalan Desa dan Film

Tuma’ninnah dari sujud ke berdiri