Tuma’ninnah dari sujud ke berdiri




Beberapa waktu lalu sempat membaca status di teman Facebook seperti ini “Ketika melakukan suatu ibadah atau amalan, ingatlah yang orang telah mengajarkan ibadah itu pertama kali ke anda. Semoga saja itu ibadah menjadi amal jariyah bagi dia”

            Salah satu amalan utama bagi seorang muslim adalah SHALAT. Yang mengajarkan shalat ke saya pertama kali ke saya tentunya orang tua saya. Tapi ada bagian-bagian tertentu untuk kesempurnaan shalat adalah hasil pengajaran orang lain.

Dan salah bagian dari gerakan shalat adalah “Tuma’ninnah”. Setelah saya cek di mesin pencari internet… ngak terlalu ilmiah banget ya he..he… referensinya atau sumber hukumnya mesin internet, bukan hadish shahih …. Tenang aja, di di web site internet yang saya baca juga mengutarakan hadish dan sumber-sumber hukum Islam resmi. Ngak masalah ya! Yang penting ngak diklaim kalau ini hasil pemikiran sendiri … alias ada inspirasinya dari website orang lain.   JADI …. pengertian Tuma’ninnah itu banyak .… tetapi yang sederhana aja adalah berhenti sejenak satu atau dua detik ketika terjadi pergantian gerakan shalat.

Salah satu bagian dari shalat yang bisa dilakukan tuma’ninnah adalah dari sujud ke berdiri pada rakaat pertama atau ketiga dalam shalat. Dalam hal ini, ketika mau bangun dari sujud, diusahakan melakukan berhenti sebentar dengan melakukan duduk sebentar (1 atau 2  detik melakukan duduk seperti duduk diantara dua sujud) lalu kemudian bangkit berdiri. Seperti gambar di foto no 1, 2, 3, 4 dan 5. Semua foto ngopi paste dari internet he..he.. Jadi saya ngak bisa dikatakan plagiat lho … kan dah ngaku kalau ngambil dari website orang lain dan dimodifikasi sendiri.

Cerita pas waktu kecil dulu … mungkin masih awal-awal Sekolah Dasar (SD). Ketika saya shalat di ruang tamu, ada kakek saya yang duduk di dekat saya.  Waktu itu sih begitu bangun dari sujud langsung hantam aja dengan berdiri. Saya rasa kakek saya melihat gerakan saya. Dan setelah saya selesai shalat, dia mengatakan kalau setelah sujud dan mau berdiri, sebaiknya melakukan Tuma’ninnah atau berhenti sejenak. Dalam hal ini melakukan duduk seperti duduk diantara 2 sujud berkisar yang jangka waktunya sebentar sekitar 1 atau 2 detik.
Petama kali sih rada susah. Tapi sesuai pepatah, alah bisa karena biasa. Dan semenjak saat itu, tentunya saya melakukan tuma’ninnah dari habis sujud ke berdiri untuk kesempurnaan shalat saya.  

            Semoga saja perbuatan Tuma’ninnah saya selama saya menjalankan ibadah shalat bisa menjadi amalan jaariyah untuk kakek saya yang kebetulan sudah berpulang ke Rahmatullah ebih kurang setahun yang lalu.
Allhumma Aamiin.
In Shaa Allah

###

PS: Mengenang kurang lebih setahun meninggalnya kakek tersayang H. M. Kamil bin Rosul
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10209370570805875&set=a.10206508146607059.1073741827.1372070803&type=3&theater






-->

Comments

Popular posts from this blog

Adu Cepat di Dataran Tinggi Gayo

Tugu Radio Rimba Raya, Jalan Desa dan Film