Kekerasan di Orientasi Siswa/Mahasiswa Baru

Tautan
https://www.facebook.com/ElvinaMajalahJakarta/videos/273168213087534/?hc_ref=ARS_aqnGIKIxUM_CFWj-qD11XHpyk0isbNi2uY-m79ki6eFv_t25eRaFUItMaw7oj0c&sw_fnr_id=143069884&fnr_t=0


Pada tahun ke-2 kuliah S1 saya, saya bertemu dengan teman seangkatan satu fakultas di perpustakaan. Bertemunya di rak buku. Sepertinya dia mencari buku dengan subjek tertentu. Dan benar! Tidak berapa lama kemudian dia bertanya ke saya bagaimana cari buku berjudul “A”.
Waktu itu internet atau data elektronik di perpusatakaan memang belum ada alias belum jaman informatika. Jadi saya bilang, kenapa ngak cari di kotak pada rak katalog buku perpustakaan. Padahal di kotak ktalog buku, kita bisa lihat judul buku atau pengarangnya dan letaknya di rak mana atau bagian mana buku tersebut. Bahkan juga ada info buku apa padanannya atau tema sejenis. Dengan info tersebut, kita bisa langsung menuju rak buku tersebut. Kalau ada, bisa diambil dan dibaca atau mungkin dipinjam.
Nah, teman saya bilang kalau dia ngak tahu. Saya bilang ke teman saya, pada waktu masa perkenalan kuliah atau orientasi mahasiswa baru, setahu saya ada perkenalan dari pihak perpustakaan universitas tentang berbagai aspek di perpustakaan.
Tapi bisa saja, pada waktu orientasi tersebut, kawan saya sedang sakit, kurang memperhatikan atau ada pada posisi dimana kurang bisa melihat atau mendengar dengan baik. Jadi banyak faktor yang membuat kawan saya tidak mengerti tentang cara mencari literatur di perpustakaan. Tapi untungnya tadi, pada saat kesulitan dia mau bertanya kepada orang yang kebetulan tahu yaitu saya. Kalau dia terus berdiam diri, bisa-bisa dia kesulitan mencari informasi literatur selama dia kuliah.


Cuma memang saya akui, waktu masa orientasi mahasiswa baru di jaman saya menjadi mahasiswa baru, emang ada tindakan kekerasan walau cuma dalam hal verbal. Ngak ada tindakan kekerasan dalam fisik karena memang dilarang oleh peraturan orientasi mahasiswa baru baik di tingkat fakultas maupun universitas. Tapi namanya kekerasan walaupun verbal, tetap aja memberikan stress, trauma atau luka batin pada orang yang terkena. Kembali ke teman saya, jadi mungkin saja, pas masa orientasi mahasiswa baru, teman saya tidak memperhatikan penerangan dari pihak perpustakaan karena sudah berada dalam kondisi stress atau tertekan.


Dan tindakan kekerasan verbal masih terjadi di jaman saya menjadi  panitia orientasi mahasiswa baru. Saya sih ngak melakukan tindakan kekerasan verbal, maklum orangnya kalem … ups salah … mungkin saya kurang jago ngomong, jadi susah bentak-bentak orang alias susah berekspresi dalam waktu sekejap. Walau saya sangat tidak suka budaya kekerasan verbal, tapi saya tidak berusaha mengurangi atau mencegah tindakan kekerasan tersebut.
Kalau dalam tingkatan keimanan seseorang, bila melihat kemungkaran atau sesuatu yang ngak normal, tindakan tertinggi adalah mencegah dengan tangan atau kekuasaan. Yang paling bawah adalah membenci dalam hati. Karena saya cuma membenci dengan hati pada saat itu, dimana ada orang teraniaya, kok saya diam saja, saya sudah sangat pasti termasuk orang yang selemah-lemahnya iman.
Untuk itu saya mohon maaf ke Allah dan ke teman-teman mahasiswa baru saya pada saat itu dengan kelemahan iman saya pada saat itu.


Sebenarnya saya jarang memshare, membagi atau menyebarkan video-video yang ngak jelas sumbernya. Tapi kalau menonton video di bawah ini, saya kok ngak bisa tinggal diam. Akhirnya saya ikutan membagi dan meyebarkannya juga
Yang pertama, dalam video ini adanya tindakan kekerasan. Sudah pada tingkatan fisik. Dan itu dilakukan oelh siswa SMP yang saya rasa masih golongan anak-anak
Walaupun tidak dijelaskan oleh sumber kapan, dimana ataupun dalam rangka apa, tapi biasanya kejadian seperti ini sering terjadi di masa orientasi siswa baru sekolah. Apalagi saat ini lagi masa-masa orientasi siswa/mahasiswa baru. Kejadian-kejadian kekerasan baik verbal maupun fisik, dipastikan sering terjadi.
Apalagi di dalam video ini, siswa laki-laki mukul siswa perempuan. Kok bisa laki-laki mukul wanita :(  
Trus kenapa teman-temannya pada ngebiarkan.


Yang kedua, dalam video ini, kok si siswi perempuan disuruh bersujud dan cium kaki lagi. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun
Astaghfirullah hal adzim
Kan ngak boleh manusia sujud ke manusia lain, kan sama-sama tingkatannya mahluk. Manusia hanya boleh sujud ke Allah yang punya tingkatan lebih tinggi yaitu sebagai Khalik


Semoga saja dinas Pendidikan dan dinas-dinas terkait bisa membereskan masalah ini.


Untuk masa orientasi siswa/mahasiswa baru, pada waktu saya menjadi mahasiswa PhD (S3) di Rennes, Perancis, lab saya berada dalam satu kompleks dengan ecole atau sekolah tinggi Pertanian dan Lingkungan. Ecole ini termasuk salah satu sekolah elit dan terbaik di Perancis untuk bidang pertanian dan lingkungan.
Pada masa orientasi mahasiswa baru dari pengamatan saya dan info dari beberapa teman, tidak ada kejadian gojlok-gojlokan atau tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik. Yang ada malah para mahasiswa lama membantu mahasiswa baru dengan mmberi informasi atas seluruh aspek kampus mulai dari mulai dari sistim belajar, sistim di perpustakaan dan lain-lain. Sebenarnya sih mungkin sama dengan di Indonesia. Cuma di Perancis ngak pakai metode kekerasan. Jadi kalau di Indonesia, orientasi siswa/mahasiswa baru adalah ajang kekerasan, di Perancis merupakan ajang persiapan kuliah atau pembagian info kuliah. Karena bagaimanapun, info dari teman-teman sebaya (untuk orang di umur yang baru lulus SMA) lebih mengena dibanding oleh generasi tua seperti dosen atau pihak administrasi kampus. Jadi ketika masuk kuliah, si mahasiswa-mahasiswa jadi benar-benar sudah siap belajar untuk keberhasilan masa depannya. Sedangkan di Indonesia, siswa/mahasiswa baru, hanya baru bisa mencari bentuk apa bagi dirinya.


Dan biasanya, sesuatu yang dipersiapkan, hasil akhirnya dipastikan banyak yang lebih baik dibandingkan susuatu yang ngak dipersiapkan. Jadi kalau lulusan universitas di Indonesia yang kurang mumpuni dibanding negara-negara maju lainnya, bisa jadi dari awal kuliah di Indonesia mahasiswanya kurang disiapkan untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Jadi kalau lulusan sekolah di Indonesia atau sumber daya manusia (SDM) Indonesia kurang mumpuni, bisa-bisa dimakan dan disingkirkan oleh SDM negara lain yang benar-benar mempersiapkan SDMnya melalui institusi pendidikannya.


Semoga saja tidak ada lagi tindakan kekerasan secara verbal maupun fisik di masa-masa orientasi siswa/mahasiswa baru di institusi pendidikan Indonesia saat ini dan ke depannya. In Shaa Allah.

-->


Comments

Popular posts from this blog

Adu Cepat di Dataran Tinggi Gayo

Tugu Radio Rimba Raya, Jalan Desa dan Film

Tuma’ninnah dari sujud ke berdiri